image_pdf

Malang. Dalam suatu pembelajaran, dibutuhkan model pembelajaran yang tepat agar prosesnya dapat berjalan secara maksimal. Sebagai perguruan tinggi dengan tagline “Excellence in Learning Innovation” Universitas Negeri Malang (UM) selalu berupaya untuk mengembangkan dan melahirkan inovasi-inovasi pembelajaran baik dari mahasiswa ataupun dosennya. Seperti halnya Prof. Dr. Hardika, M.Pd, Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Luar Sekolah yang baru saja dikukuhkan pada Kamis (12/05) dengan menggagas topik penelitian “Model Pembelajaran yang Memberdayakan Peserta Belajar”.

Dalam penyampaian pidato pengukuhan guru besar, Prof. Dr. Hardika, M.Pd., menyampaikan pentingnya keberdayaan diri dalam perspektif pendidikan luar sekolah. Keberdayaan dapat membentuk kapasitas seseorang dalam mengelola dan memenuhi kebutuhan belajarnya sehingga dapat memanfaatkan seluruh potensi diri dan lingkungannya. Dengan berdaya, seseorang akan memiliki kemampuan dan kematangan dalam mengelola diri dan lingkungan terkait pesan belajar yang menjadi tanggung jawabnya.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Hardika, M.Pd mengungkapkan pekerjaan besar pendidik, guru, dosen, tutor, atau instruktur adalah menyusun model pembelajaran yang benar-benar mampu meningkatkan dan menghasilkan keberdayaan peserta belajar sesuai dengan tujuan hakiki pembelajaran. “Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran yang terkoneksi dengan perkembangan terkini, adaptif terhadap teknologi terkini, adaptif terhadap teknologi informasi, relevan dengan kondisi dan kebutuhan peserta belajar serta pencapaian mempermudah tujuan pembelajaran. Maka dari itu model pembelajaran fasilitatif berdasar prinsip transfer of learning menjadi pilihan utama yang diangkat menjadi model pembelajaran adaptif dalam pencapaian keberdayaan,” ungkapnya.

Menurutnya, prinsip dasar dalam pembelajaran ini adalah proses fasilitasi secara inklusif yang dilakukan oleh pendidik. Kemampuan dalam fasilitasi yang benar sesuai dengan karakteristik sasaran akan menjadi beban capaian pembelajaran mahasiswa Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang harus dikuasai dengan baik. Dengan demikian, proses dan piranti pembelajaran mahasiswa prodi PLS harus diarahkan pada pembentukan kapasitas dan kapabilitas akademis dan praktis dalam melakukan fasilitasi kelompok sasaran.

Dalam proses pembelajaran, peserta belajar didorong dan diajak untuk mendesain cara belajar yang lebih menekankan pemahaman tentang “belajar bagaimana cara belajar”. Hal ini sesuai dengan prinsip yang dibangun melalui landasan pilar pendidikan UNESCO yang pernah menjadi motto pendidikan dunia yaitu learning how to learn. Maka, proses belajar tidak semata ditargetkan untuk penguasaan konten akademik dan pemindahan pengetahuan serta informasi dari guru ke peserta belajar saja.

Di akhir penyampaian Prof. Dr. Hardika, M.Pd., berharap adanya metode pembelajaran ini  dapat memfasilitasi seluruh kebutuhan tuntutan peserta belajar agar proses pembelajaran menghasilkan kemandirian dan kreativitas yang optimal di kalangan peserta belajar.

Pewarta: Novita Eka Andriyana – Internship Humas UM