image_pdf

Poor. Pusat Pengembangan Kehidupan Beragama dan Kuliah Universiter Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri Malang (UM) sukses mengadakan seminar nasional rohani Katolik. Dengan mengangkat tema ”Dunia Dogital dan Generasi Milenial: Membangun Kembali Interaksi dengan Sesama dan Gereja”, kegiatan dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting and live streaming di YouTube UM Channel pada hari Sabtu (09/04) pukul 09.00 hingga pukul 12.00.  

Acara dimulai dengan doa yang dipimpin oleh Dr. Supriyadi, M.Kes., yang kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars UM. Ketua LP3 UM, Drs. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed., Ph.D., membuka kegiatan mewakili Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd., yang berhalangan hadir. Ketua LP3 dalam sambutannya memaparkan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai fasilitas dalam meyakinkan dan menguatkan keimanan, menambah wawasan terhadap ajaran agama Katolik sehingga dapat menjalankan kegiatan beribadat dengan sebaik-baiknya. “Diadakannya kegiatan ini merupakan salah satu langkah dalam membentuk karakter baik sivitas akademika UM sehingga dapat menjadi masyarakat yang produktif, toleran, dan menjaga kesatuan dan persatuan negara. Kita mengharapkan dengan kegiatan ini dapat menjaga kerja sama, produktivitas, dan toleransi di UM antar umat beragama sebaik-baiknya, dengan demikian kita bisa bekerja dengan lebih baik dan produktif,” ujarnya. 

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari ketua pelaksana kegiatan, Drs. Nemesius Bambang Revantoro, M.T. yang menyatakan bahwa lancarnya acara ini tak luput dari bantuan mahasiswa anggota Ikatan Keluarga Katolik (IKK) sebagai panitia.

Seminar ini menghadirkan tiga pemateri, yaitu Eleine Magdalena, S.E. M.Pd., selaku Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Malang,  Rm. Robert Pius Manik, Ph.D., O.Carm selaku Dosen STFT Widya Sasana, dan Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D., selaku Dosen Biologi UM. Pemaparan materi dipandu oleh Ira Maria Fran Lumbanbatu, S.Pd., M.Hum., selaku moderator. 

Pemaparan materi dibagi menjadi tiga sesi dengan satu pemateri pada tiap sesinya. Dalam pemaparan materinya, Ibu Eleine mengatakan bahwa perubahan yang terjadi di masa pandemi ini memaksa kita untuk beradaptasi dengan perubahan kecil maupun besar. Beliau menambahkan adanya perubahan tersebut bukanlah menjadi halangan bagi kita untuk terus berkembang dan menantang diri.  ”Apabila kita bisa berteman dengan perubahan, maka kita akan mencapai fokus dan menjadi pemenang,” paparnya.

Sejalan dengan pemaparan materi dari Ibu Eleine, Rm. Robert menyatakan bahwa dengan bantuan teknologi digital dapat memperluas interaksi terhadap sesama. Internet merupakan bagian anugerah dari Allah kepada manusia sebagai sebuah hasil prestasi yang mengagumkan yang dilakuakn oleh manusia. Internet bisda secara positif berperan untuk menyatukan manusia dalam ikatan persaudaraan.

Sebagai pemateri terakhir, Prof. Herawati mengungkit pentingnya waktu dalam membangun interaksi dengan sesama. Beliau memaparkan bahwa waktu hanya datang sekali, bertindak sebagai guru dan penyembuh Waktu adalah sesuatu yang tidak akan kembali jika sudah berlalu. Setiap hal dalam semesta ini akan terikat pada waktu. Waktu relevan dengan kedamaian pikiran, dengan tidak terlalu bergantung kepada masa lalu dan masa depan, namun lebih fokus terhadap masa kini akan memberi ketenangan batin yang luar biasa.

”Selama saya mengikuti sekolah rohani ketika suami saya sakit, saya menyimpulkan bahwa waktu tugan adalah yang terbaik. Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita. Marilah kita bersyukur dan bersuka cita dalam setiap keadaan,” tutupnya.

Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab yang diikuti dengan sangat antusias oleh peserta yang hadir yang ditunjukkan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Seminar resmi ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Rm. Robert.

Pewarta: Nawal Kamilah Ismail – Internship Humas UM

Editor : Nike V. Yuarko