image_pdf

Sejak dibukanya Kuliah Kerja Nyata oleh Bapak Andika Bagus Nur Rahma Putra, S.Pd, M.Pd. di Desa Bocek pada Rabu (6/10), sebanyak 14 Mahasiswa Universitas Negeri Malang telah bertekad untuk memberikan pengabdian terbaik kepada Desa Bocek. Berdasarkan pada perhitungan pada tahun 2009 oleh Administrasi Pemerintahan Desa, jumlah penduduk di Desa Bocek sendiri sebanyak 7.875 jiwa dengan rincian 3.939 jiwa diantaranya adalah laki-laki dan 3.936 jiwa lainnya adalah perempuan. Banyaknya penduduk yang dimiliki oleh Desa Bocek mampu mempengaruhi banyak hal, salah satunya adalah kebersihan lingkungan desa.

Pak Arif selaku Kepala BUMDes Desa Bocek saat ditemui oleh Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang 2021 di kediamannya

Masyarakat di Desa Bocek sebenarnya sudah menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan setiap minggu oleh seluruh penduduk desa. Kerja bakti difokuskan pada kebersihan lingkungan dan juga perawatan fasilitas publik seperti jalan raya, jembatan, lampu jalan, dan lainnya. Kebersihan lingkungan di Desa Bocek sendiri dilaksanakan oleh BUMDes yang diketuai oleh Bapak Arif. Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari beliau, kebersihan desa sejauh ini memiliki alur yang pasti yakni dimulai dari pengumpulan sampah secara mandiri oleh masing-masing rumah yang kemudian diletakkan di tempat sampah, lalu diangkut oleh truk pengangkut sampah untuk selanjutnya dibawa ke tempat pembuangan dan pengolahan sampah milik desa yang terletak di sebidang tanah milik desa. Sampah yang sudah terkumpul di tempat pembuangan dan pengolahan sampah selanjutnya akan dikumpulkan dalam skala waktu tertentu sebelum akhirnya dibakar. Pembakaran yang dilakukan oleh pengelola hanya sekedar dibakar langsung di atas tanah tanpa adanya proses pengelolaan terlebih dahulu sehingga dalam jangka panjang akan menimbulkan efek yang kurang menguntungkan. Efek yang akan ditimbulkan dari pembakaran sampah secara langsung di atas tanah salah satunya ialah pencemaran tanah yang menimbulkan ketidaksuburan tanah. Tempat pembakaran sampah pun terletak di dekat perkebunan kopi milik warga yang apabila pembakaran sampah diteruskan dengan pola yang sama, akan mengancam proses pertumbuhan kopi.

Drum besi bekas ukuran 200 Liter yang telah dipotong menjadi dua bagian

Sebagai mahasiswa yang sedang melakukan pengabdian di Desa Bocek, Tasya Febriana dan Irma Fatkhiatin merasa perlu adanya perubahan dalam pengelolaan sampah di Desa Bocek. Setelah berkonsultasi bersama Pak Arif selaku Kepala BUMDes Desa Bocek pada Jumat (8/10), Tasya Febriana dan Irma Fatkhiatin serta seluruh mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang lainnya yang mengabdi di Desa Bocek memutuskan untuk membuat media pembakaran sampah. Media pembakaran sampah dimaksudkan agar pembakaran tidak langsung menyentuh tanah dan mengurangi resiko menurunnya kesuburan tanah di tempat pembakaran sampah dan sekitarnya. Media pembakaran yang digunakan berupa tong besi. Tong besi sendiri dianggap cocok sebagai media pembakaran sampah karena besi dianggap lebih awet karena tahan terhadap suhu yang tinggi dan juga cuaca.

Pengecatan badan drum besi oleh Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang 2021

Pembuatan media pembakaran sampah dilaksanakan selama 2 hari dan bertempat di depan Kantor Balai Desa Bocek yang terletak di Dusun Bocek Krajan. Tong besi yang digunakan berasal dari drum besi bekas berukuran 200 Liter yang dipotong menjadi dua bagian. Walau dipotong menjadi dua bagian, tong masih berukuran besar dan dirasa sesuai dengan kebutuhan dari pengelola sampah.

Langkah pertama yang dilakukan ialah melakukan pembersihan karena drum besi yang digunakan merupakan drum bekas. Pembersihan dimaksudkan agar cat yang nantinya digunakan akan menempel lebih sempurna dan akan awet dalam jangka waktu yang lama. Selanjutnya adalah proses pengecatan yang menggunakan cat besi berwarna hijau dan kuning yang dicampur dengan tiner. Pencampuran dengan tiner sendiri dimaksudkan agar cat bertekstur lebih cair dan mudah dioleskan ke badan drum. Drum besi selanjutnya dikeringkan di bawah terik sinar matahari dalam beberapa waktu. Setelah kering, drum diberi identitas (KKN UM ‘21) sebagai bentuk persembahan dan pengabdian dari Kuliah Kerja Nyata oleh Mahasiswa Universitas Negeri Malang 2021. Proses pengecatan dari drum membutuhkan waktu 2 hari yakni pada Sabtu (30/10) untuk pengecatan badan drum dan pengeringan, serta pada hari Minggu (31/10) untuk pemberian identitas.

Penyerahan media pembakaran sampah dilaksanakan pada Sabtu (6/11) di kediaman Pak Arif selaku Kepala BUMDes Desa Bocek. Pihak BUMDes menerima media pembakaran sampah dengan puas dan berharap bahwa nantinya dapat membantu pengolahan sampah di Desa Bocek untuk menjadi lebih baik dan lebih ramah lingkungan.

Reporter:

Tasya Febriana – Mahasiswa Jurusan Teknik SIpil UM

Irma Fatkhiatin – Mahasiswa Jurusan Tenik Informatika UM

Pewarta foto:

Rivandy Rahman Idris – Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UM

Irfan Zuhdi Abdillah – Mahasiswa Jurusan Tenik Informatika UM