image_pdf

Prof. Dr. Nandang Mufti, S.Si., M.T., adalah seorang dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang (UM) yang merupakan salah satu dari tiga peneliti terbaik berdasarkan Indonesia Science and Technology Index (SINTA) dengan jumlah sitasi Scopus tertinggi di UM. Hari ini, Selasa (04/10) secara resmi dikukuhkan menjadi guru besar bidang ilmu fisika material di UM. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Graha Cakrawala dengan dihadiri oleh Pimpinan UM, Para Guru Besar yang dikukuhkan beserta keluarga dan beberapa kolega yang mendapat undangan untuk hadir dalam acara tersebut.

Dalam pidato pengukuhannya, beliau menyampaikan tentang “Pengembangan Material Fotokatalis untuk Aplikasi Energi Baru Terbarukan dan Pengolah Limbah Organik”. Beliau menyampaikan bahwa kebutuhan untuk penggunaan energi baru dan terbarukan semakin meningkat karena terbatasnya ketersediaan sumber energi fossil dan harganya yang semakin mahal. “Pemerintah menargetkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) minimum 23% pada tahun 2025. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang dalam pengembangan EBT, karena energi bauran EBT di Indonesia saat ini masih sekitar 13 %. Salah satu upaya untuk meningkatkan bauran dan pengembangan EBT adalah dengan menggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) karena biayanya yang semakin murah dan pembangunannya relatif singkat,” paparnya.

“Pengembangan EBT perlu memperhatikan bahan yang ramah lingkungan dan juga tersedia luas di alam. Beberapa sumber energi listrik dapat bersumber dari berbagai sumber daya yang tersedia di lingkungan, seperti energi kinetik (piezoelektrik), dan energi matahari (fotolistrik). Material fotokatalis seperti TiO2 dan ZnO banyak digunakan dalam pengembangan EBT. Hal ini karena ZnO dan TiO2 merupakan bahan yang ramah lingkungan, dan stabil pada suhu kamar. Oleh karena itu, kami mengembangkan ZnO dan TiO2 untuk diaplikasikan dalam bidang EBT seperti nanogenerator, sel surya, dan photoelektrokimia,” lanjut Prof. Nandang.

Di samping mengembangkan material fotokataltis, peneliti dengan h-index Scopus 15 ini juga mengembangkan juga monitoring kualitas air berbasis IoT yang dikenal dengan Smart Water Quality Monitoring (Smart WQM). Sistem smart WQM ini dapat mengukur berbagai parameter kualitas air seperti suhu, pH, TDS, EC, kekeruhan, dan DO secara real time baik melalui komputer maupun ponsel android. Dari hasil riset tersebut, Prof. Nandang telah menghasilkan lebih dari 180 artikel internasional terindex Scopus/Web of Science serta sekitar 15 paten. Bahkan bersama tim riset dan mahasiswa bimbingannya, beberapa penghargaan internasional dan nasional telah diraihnya, diantaranya Reviewer Nasional bidang penelitian, Reviewer internasional pada berbagai jurnal internasional bereputasi, mendapatkan medali emas PKM Mahasiswa bidang penelitian sebanyak dua kali, dan penghargaan sebagai presenter terbaik bidang energi terbarukan pada seminar hasil penelitian kemenenristek dikti pada tahun 2019.

Pada bagian akhir pidato, Prof. Nandang juga menyampaikan bahwa hasil risetnya adalah buah dari dukungan banyak pihak khususnya tim NM group yang terdiri dari mahasiswa dan alumni juga kolaborasi dengan banyak kolega baik di dalam negeri maupun di luar negeri seperti University of Groningen, Universiti Teknologi Malaysia, Universiti Teknologi Petronas, dan Izmir Institute of Technology. “Saya berharap penelitian yang telah saya lakukan bisa terus berkembang bukan hanya sebatas pada publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi tapi juga bisa produksi dan dikomersialisasikan sehinggga dapat beranfaat untuk masyarakat luas,” pungkasnya.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah – Internship Humas UM.