image_pdf
[KESEHATAN]

Berpuasa Ramadan bagi umat Islam adalah sebuah kewajiban. Hal ini menjadikan umat Islam harus berupaya untuk menjalankan ibadah puasa, meskipun ada beberapa keringanan untuk tidak berpuasa bagi mereka yang hamil, menyusui, lansia, perjalanan jauh dan mereka yang memiliki sakit tertentu. Bagi mereka meskipun tidak berpuasa, tetap memiliki kewajiban untuk mengganti puasa di waktu yang lain atau membayar fidyah.

Penyakit tertentu yang harus diperhatikan di saat puasa misalnya sakit Diabetes mellitus (DM) yang tidak terkontrol, gagal ginjal kronik, penyakit lambung yang berat dan kronis dll. Maka, pada kondisi penyakit tersebut diharuskan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menjalani ibadah puasa.

Di Poliklinik, hal yang cukup sering dikeluhkan dan dikonsultasikan oleh mahasiswa adalah apakah boleh orang yang memiliki riwayat sakit maag untuk berpuasa? Hal ini menjadi umum, karena banyak mahasiswa yang sebelum berpuasa mengalami sakit maag. Tercatat, data dari poliklinik UM pada tahun 2023 terdapat 8.800 kunjungan pasien dan kurang lebih 40 persen terdiagnosa penyakit maag. Sakit maag sendiri merupakan istilah dari sejumlah gejala tidak nyaman pada perut bagian atas, terutama sebelah kiri, terasa perih, perut begah, kembung dan sensasi terbakar.

Tercatat pula, mahasiswa menjadi golongan yang sering terkena penyakit lambung. Sekitar 80 persen dari diagnosa maag adalah pasien yang berstatus mahasiswa. Jika diamati dari hasil anamnesa didapatkan bahwa penyebab tersering sakit maag pada mahasiswa adalah pola makan yang tidak teratur. Mahasiswa sering mengeluhkan tidak sempat sarapan atau makan siang karena ada jadwal kuliah. Ditambah dengan pola makan yang tidak sehat  antara lain makan langsung dalam porsi banyak dan makan makanan yang memicu produksi asam lambung seperti mie instan, ayam geprek, minuman instan, dll. Terkadang yang menjadi pemicu adalah mahasiswa mengonsumsi obat tertentu yang mengiritasi lambung  tanpa resep dari dokter, seperti obat pusing dan anti nyeri. Yang tak kalah penting, stress atau faktor fikiran juga memicu penyakit maag pada mereka, baik dikarenakan masalah kuliah ataupun permasalahan pribadi.

Yang perlu difahami adalah bahwa tingkatan penyakit lambung itu berbeda, ada yang hanya sekedar maag (produksi asam lambung yang berlebih) ataukah sampai menimbulkan luka di lambung (tukak lambung/ peptic ulcer) atau bahkan menimbulkan pendarahan lambung. Pendarahan lambung biasanya ditandai dengan muntah darah atau Buang Air Besar (BAB) yang berwarna hitam (menyerupai petis). Tentunya daignosa pasti hanya bisa ditegakkan oleh dokter dan setelah melewati beberapa pemeriksaan.

Dengan demikian, boleh tidaknya berpuasa pada seseorang yang menderita sakit lambung adalah tergantung dari keparahan sakitnya. Dokter juga biasanya melihat riwayat sakit lambung pada 3 bulan terakhir. Namun, bagi mereka yang sudah menjaga pola makan dan menjalani pengobatan meskipun ada riwayat sakit maag bisa jadi kondisi mereka sudah sembuh. Maka, mereka dipastikan diperbolehkan untuk menjalani ibadah puasa.

Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi mereka yang menjalani puasa agar penyakit maagnya tidak mengalami kekambuhan. Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjalani ibadah puasa bagi mereka yang memiliki riwayat maag agar puasa Ramadan menjadi lancar, nyaman dan tanpa keluhan adalah sebagai berikut.

Pertama, harus ditanamkan pada diri kita bahwa puasa bukanlah penyebab sakit maag. Karena banyak penelitian yang menyebutkan bahwa berpuasa justru menyebabkan pencernaan kita menjadi sehat. Hal ini dikarenakan ketika berpuasa organ pencernaan kita ada fase untuk beristirahat dan kadar hormone gastrin dalam tubuh akan membantu menurunkan asam lambung. Sehingga penderita sakit maag bisa jadi akan sembuh dengan berpuasa.

Ke-dua, ketika sahur dan berbuka jangan makan berlebihan. Makan terlalu banyak pada satu waktu bisa menyebabkan lambung bekerja sangat keras. Terlebih setelah seharian lambung dikosongkan. Jika makan terlalu banyak, perut terasa penuh dan begah karena asam lambung akan diproduksi secara berlebih sebagai respon dari jumlah makanan yang terlalu banyak. Oleh karena itu, ketika makan dan sahur disarankan untuk makan dengan perlahan dan jumlah secukupnya. Misalnya, saat berbuka diawali dengan minum air putih, makanan ringan misal kurma baru kemudian dilanjutkan makan besar dengan jumlah cukup.

Ke-tiga, hendaknya makan tidak terburu-buru. Makan terburu-buru akan menyebabkan makanan di mulut tidak dihaluskan secara sempurna sehingga akan memperberat proses pencernaan di lambung. Biasanya makan terburu-buru karena terlambat bangun sahur. Jadi hendaknya diusahakan untuk bangun lebih pagi agar bisa menikmati sahur dengan tenang dan perlahan. Makan hendaknya juga tidak sambil mengobrol, karena bisa membuat banyak udara masuk ke saluran cerna dan memicu sakit maag.

Ke-empat, menghindari makan makanan yang memicu sakit maag. Beberapa makanan yang memicu produksi asam lambung berlebih antara lain makanan yang terlalu berlemak, makan terlalu pedas, terlalu asam, atau makan makanan siap saji seperti sosis, pizza, dll. Sedang untuk minuman, maka hendaknya menghidari minuman yang mengandung kafein dan soda.

Ke-lima, memilih menu yang tepat untuk berbuka dan sahur.  Contoh makanan yang cocok dikonsumsi penderita maag, seperti nasi, singkong dan oatmeal. Hal ini, karena jenis karbohidrat dalam makanan ini cocok untuk mereka yang memiliki keluhan asam lambung. Selain itu, juga memilih protein yang rendah lemak seperti tahu, ikan, putih telur dan dada ayam. Sedang buah bisa memilih yang citarasanya tidak asam seperti apel, papaya, buah naga, pir, dan pisang. Untuk cara memasak, maka penderita maag bisa memilih makanan yang dikukus, dipanggang, direbus, dan tidak banyak mengandung lemak.

Ke-enam, hindari tidur sesudah makan. Hal ini biasanya terjadi ketika selesai sahur kemudian rasa kantuk datang. Padahal, tidur sesudah makan akan menyebabkan asam lambung kembali ke kerongkongan dan memicu produksi asam lambung berlebih penyebab kekambuhan dari maag. Maka, saat berpuasa akan lebih baik jika mengambil waktu istirahat di waktu siang, sebelum atau sesudah sholat dhuhur.

Ke-tujuh, hendaknya kita bisa mengendalikan emosi dan stress. Banyak penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa stress akan memicu produksi asam lambung berlebih. Terlebih, tujuan dari berpuasa bukan hanya untuk menahan lapar, tetapi juga menahan hawa nafsu seperti peraan sedih dan marah. Maka jika kita bisa menjalankan puasa dengan benar, bukan hanya mencegah sakit maag tetapi juga berpahala.

Ke-delapan, jika beberapa hal di atas sudah dilaksanakan, namun masih ada keluhan sakit maag, hendaknya segera memeriksakan diri ke dokter. Bisa jadi, selain beberap tips tersebut diperlukan obat untuk menekan produksi asam lambung.

Demikianlah beberapa tips sehat menjalani ibadah puasa Ramadan bagi mereka yang memiliki riwayat sakit maag. Semoga kita diberikan kesehatan sehingga bisa menjalani ibadah puasa dengan sehat, lancar dan nyaman hingga akhir bulan. Selesai.

Pewarta: dr. Ifa Mufida (Dokter Poliklinik Universitas Negeri Malang)