image_pdf
Prof. Dr. H. Muhammad Alfian Mizar, M.P., menjelaskan kebermanfaatan hasil riset yang telah diciptakan

Sekolah pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM) menggelar pelatihan hak kekayaan intelektual (HKI) untuk mendorong pengajuan hak cipta serta hak paten hasil karya inovasi yang telah diciptakan. Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh para dosen pascasarjana UM, tetapi juga para mahasiswa pascasarjana. Dilaksanakan secara hybrid, peserta luring menghadiri acara di Aula lantai 9, Gedung A21 Pascasarjana UM serta melalui zoom meeting on Selasa (30/5). 

Selaku pemateri, Prof. Dr. H. Muhammad Alfian Mizar, M.P., menjelaskan terkait kebermanfaatan hasil riset yang telah diciptakan. 

“Riset itu harus berorientasi pada kebutuhan market supaya finding researchnya dapat bermanfaat, lalu diberi perlindungan oleh hak cipta maupun hak paten. Kemudian hasil risetnya dapat dikembangkan agar menghasilkan sebuah benefit tersendiri” ujar Prof. Alfian.

Direktur Sekolah Pascasarjana, Prof. Dr. Adi Atmoko, M.Si., berpesan kepada para peserta untuk dapat memperbanyak karya yang bisa masuk ke hak kekayaan inteletual dikarenakan nantinya bisa menjadi income tersendiri bagi pemilik karya tersebut. 

“Saya kira ke depannya, bapak ibu dapat meniti karir dengan memperbanyak karya yang bisa masuk ke hak cipta seperti buku, artikel, inovasi, dan lain-lainnya. Karya dari bapak ibu nantinya bisa didaftarkan ke hak cipta. Jika karya bapak ibu bisa masuk ke hak cipta bisa menjadi sangat profitable dan dapat menghasilkan uang. Jadi, kita yang bergerak di bidang pendidikan, saya persilahkan bapak dan ibu berinovasi, berkreasi, kemudian menciptakan sesuatu yang nantinya bisa dihakpatenkan dan bisa menjadi income bagi bapak ibu sekalian” tutur Prof. Adi.

Selanjutnya, Ketua Program Studi S2 dan S3 Pendidikan Dasar, Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si., menyampaikan bahwa hak cipta atau hak paten dapat menjadikan sebuah penanda dari produk-produk yang sudah dihasilkan supaya produk tersebut tidak hilang nilainya. 

“Jadi, mudah-mudahan upaya kita melaksanakan pelatihan ini dapat menjadi penanda dari poduk-produk yang telah dihasilkan supaya tidak hilang kejadian sejarahnya bahwa kita pernah melakukan hal itu,” tutur Prof Toto. 

Pada sesi terakhir pelatihan, Prof. Toto berpesan kepada peserta untuk merawat karya-karya dari para mahasiswa, dosen, dan civitas academica lainnya supaya dapat dihargai oleh orang lain. 

“Sekolah pascasarjana memiliki kewajiban untuk merawat hasil karya dari bapak ibu semuanya. Mari kita sama-sama rawat hasil karya kita supaya nantinya dapat dihargai oleh orang lain dan bahwa hasil karya itu sangat penting,” pungkasnya. 

Pewarta: Zalfa Awwala Q.A – Internship Humas UM

Editor: Nahdiatul Affandiah