image_pdf
Presentasi Tim UM pada Ajang IPITEx

Poor- Stress Diagnostic Application (Restic App) merupakan salah satu karya yang diciptakan oleh generasi milineal yang berasal dari mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Restic App ini berhasil mendapat dua penghargaan, yaitu Gold Medal dari International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition (IPITEx) dan mendapat Special Award INTARG dari Polandia.

Kegiatan yang berlangsung di Bangkok, Thailand ini diadakan selama empat hari yaitu pada 2-6 Februari 2020 lalu. Restic App karya anak bangsa yang mampu mengharumkan Indonesia dan UM dikancah Internasional. Aplikasi ini dirancang oleh lima mahasiswa UM, yaitu Zahratul Laili (Ilmu Kesehatan Masyarakat), Syahroni Al Khadziri (Geografi), Diana Putri (Akuntansi), Zulfi Fajar Satriawan (PJK), dan Bondan Charisnanda Mac HP (Sastra Inggris).

Mahasiswa UM pada Ajang IPITEx 2020 Bangkok, Thailand

IPITEx ini merupakan ajang tahunan yang diadakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT) bertujuan sebagai wadah berkumpulnya inventor untuk saling bertukar pengalaman dan berlomba guna memperebutkan predikat juara. Kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 400 peserta yang berasal dari Asia, Amerika, Afrika, dan Eropa  ini menjadi salah satu pengalaman berharga bagi Syahroni dan kawan-kawan.“Kesan kami dalam mengikuti ajang ini pastinya adalah sangat memuaskan dengan membawa nama kampus. Walaupun, banyak halangan dan rintangan yang kami lalui sebelum berangkat ke Bangkok, Thailand” terang Syahroni mahasiswa angkatan 2016 itu.

Tim Restic App saat Mendapat Penghargaan di Ajang IPITEx 2020

Syahroni juga menjelaskan bahwa yang menjadi motivasi timnya untuk tetap semangat dan terus berjuang dalam mengharumkan nama kampus tercinta ialah dukungan dari universitas, pejabat-pejabat Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), dan Fakultas Ekonomi (FE). Dedikasi mereka berli membanggakan yang disandang oleh Restic App.

Restic App merupakan jawaban dari masalah kesehatan mental yang mulai terpuruk, berawal dari stress hingga bunuh diri. Selain itu, aplikasi ini juga tidak hanya berupa diagnosa saja, namun juga menyediakan pelayanan konsultasi pada psikolog. Aplikasi ini juga telah memiliki sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk memperkuat kualitas keasliannya.

Reporter: Salsabila Indana Zulfa-UM Public Relations Internship