image_pdf

Departemen Bahasa Indonesia (DBI) Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan pelatihan penulisan cerpen, puisi, dan naskah lakon khusus mahasiswa DBI seluruh angkatan pada Senin (15/8/2022). Acara tersebut diadakan secara luring terbatas di Aula AVA Fakultas Sastra UM dengan dihadiri oleh tiga pemateri handal dalam bidangnya, yaitu Dr. Karkono, M.A., selaku dosen DBI, Royyan Julian, M.A., selaku alumni UM dan saat ini menjadi dosen sekaligus penulis, dan Yohan Fikri M., S.Pd., selaku alumni UM dan penyair sukses.

Bukan tanpa alasan ketiga pemateri tersebut mengisi acara pelatihan karena ketiganya sangat mumpuni di bidang masing-masing. Dr. Karkono, M.A., ahli pada bidang naskah lakon, Royyan Julian, M.A., ahli pada bidang cerpen dan telah menerbitkan beberapa buku diantaranya Biografi Tubuh Nabi, Rumah Jadah, Pendosa yang Saleh, dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan Yohan Fikri M., S.Pd., yang sudah banyak memenangkan lomba puisi tingkat nasional hingga Asia Tenggara.

Pelatihan ini diadakan sebagai bentuk rencana dari dosen dan alumni UM yang ingin menjadikan adik-adik tingkat atau mahasiswa DBI saat ini sebagai penerus prestasi dari pendahulunya. Acara berlangsung seru dan meriah dengan berbagi pengalaman antar mahasiswa dan kedua alumni tersebut. Pemateri pertama diisi oleh Royyan Julian, M.A., tentang penulisan cerpen.

“Ada orang yang hidup dan matinya bergantung kepada cerita. Kalau ingin menjadi penulis yang benar-benar penulis tidak bisa menunggu ide datang, tapi harus dijemput. Ada penulis dan orang yang hanya menulis. Penulis benar-benar fokus pada dunia dan karir kepenulisan. Ada juga yang sekedar menulis seperti guru yang menulis, pengusaha yang menulis, karena mereka tidak ingin berkarir di dunia penulisan. Seorang penulis harus rutin menulis dan membaca. Penulis harus memiliki “pengalaman bertujuan” seperti membaca untuk mencari ide dan berjalan-jalan untuk mencari inspirasi,” jelas Royyan Julian, M.A.

Pemateri kedua Yohan Fikri M., S.Pd., yakni tentang penulisan puisi. “Puisi yang selama ini disalahpahami adalah tentang ungkapan-ungkapan perasaan. Ya, memang benar. Tetapi apakah sekedar itu? Saya kira tidak. Kalau kita berangkat dari sejarah, puisi hakikatnya terlahir dari tradisi lisan. Lisan dari zaman dahulu digunakan untuk mengungkapkan gagasan. Orang-orang mulai mencari media lain untuk mengungkapkan gagasan selain lisan, dan puisi menjadi pilihan tepat karena merupakan gabungan dari bunyi, nada, dan irama sehingga mudah diingat. Jadi puisi sebenarnya bisa jadi medium yang tepat untuk menyampaikan gagasan,” paparnya.

Selanjutnya Dr. Karkono, M.A., selaku dosen DBI memberikan motivasi kepada alumni dan mahasiswanya untuk selalu tetap berkarya dan rajin mengikuti lomba. “ di materi ini kita bisa diskusi terkait menulis puisi itu seperti apa dan sharing pengalaman saat memenangkan lomba-lomba serta menulis buku. Kalau saya menjadi juri yang menjadi perhatian utama adalah cara penulisan yang baik, tanda baca, paragraf pertama, dan judul yang menarik. Ribuan naskah tidak akan dibaca keseluruhan oleh juri, jadi judul/paragraf pertama itu sangat penting untuk menarik minat. Ini adalah sebuah tips yang sangat berguna, apalagi jika sudah mengetahui siapa jurinya dan karakteristik bagaimana yang disukai juri,” jelas Dr. Karkono, M.A.

Acara dilanjutkan dengan berlatih bersama menulis puisi dalam tema “Keabadian” selama 30 menit untuk masing-masing peserta. Selanjutnya, para pemateri meninjau hasil puisi peserta pelatihan dan memilih dua terbaik untuk dikritik, dikoreksi, dan diapresiasi.

Nahdiatul Affandiah -Internship Humas UM