image_pdf
Dua guru besar yang dikukuhkan berfoto bersama ketua dan anggota senat

Poor. Salah satu upaya peningkatan mutu dan kualitas serta implementasi dari slogan Exellence In learning Innovation, Universitas Negeri Malang (UM) kembali mengadakan sidang terbuka dalam rangka pengukuhan dua guru besar dari Fakultas Teknik. Pada Kamis (08/04), Prof. Dr. H. Heru Suryanto, S.T., M.T., dan Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar, M.P. secara resmi dikukuhkan di Graha Cakrawala UM dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat.

Acara sidang terbuka ini dipimpin langsung oleh Ketua Senat UM Prof. Dr. Suko Wiyono beserta anggota senat yang lain. Dalam pidato pengukuhannya Prof. Dr. H. Heru Suryanto menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Rekayasa Interface, Kunci Keberhasilan Manufaktur Material Komposit Polimer-Serat Alam”. Sedangkan Prof. Alfian Mizar menyampaikan orasi ilmiah dengan mengangkat tema “Strategi Desain Manufaktur dan Aplikasi Teknologi Tepat Guna (TTG)/Appropriate Technology Dalam Peningkatan Daya Saing Nasional”.

Rektor UM saat memberikan sambutan

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas komposit serat alam, dapat dilakukan rekayasa interface pada serat maupun pada matriksnya, hal inilah yang dijelaskan Prof. Dr. Heru Suryanto dalam orasi ilmiahnya. “Teknologi rekayasa pada permukaan serat dapat dilakukan dengan beberapa cara melalui perlakuan kimia, perlakuan fisik, proses biologis, dan menggunakan teknologi  nanomaterial untuk deposisi dan fungsionalisasi permukaan serat. Setelah melakukan rekayasa tentunya kita harus dapat menjamin bahwa apa yang sudah dilakukan untuk menguatkan komposit harus benar-benar berhasil. Hal ini dibuktikan dengan telah dilakukan kajian pemanfaatan serat mendong sebagai penguat komposit melalui rekayasa interface dengan paparan medan listrik AC pada pembuatan/manufaktur dengan pengujian secara mikromekanik terhadap komposit epoksi dengan penguat serat mending,” jelasnya.

Selanjutnya, Prof. Dr. Alfian Mizar menyampaikan bahwa implementasi dipandang sebagai strategi untuk mengoptimalkan pendayagunaan semua aspek sumberdaya local secara berkelanjutan yang mampu memberikan nilai tambah. “Untuk itu perlu strategi desain manufaktur, mengingat dalam desain produk TTG pada prakteknya tidak hanya sebagai kegiatan perancangan dan  analisis kekuatan komponen produk saja, tetapi sudah harus melibatkan bidang manufaktur, kontrol kualitas, dan mengevaluasi kinerjanya,” ungkapnya.

Prosesi pengukuhan guru besar

Diakhir orasinya Prof. Dr. Alfian Mizar yang merupakan Profesor Teknologi Tepat Guna (TTG) pertama di UM ini berharap bahwa riset ilmiah yang telah dilakukannya ini tidak hanya menjadi model pengembangan dan penerapan TTG di Indonesia saja, namun juga akan menjadi pembuka diskusi dalam strategi desain dan penerapan TTG di Indonesia. “Sedikit pemikiran saya ini tentu saja tidak serta merta menjadi model pengembangan dan penerapan TTG  di Indonesia, namun saya berharap ini akan membuka diskusi dalam strategi desain dan penerapan TTG di Indonesia,” pungkasnya.

Pewarta : Luthfi Maulida Rochmah – Internship Humas UM (Mahasiswa Sastra Arab UM)