image_pdf
Tausyiah oleh KH. Zawawi Imron pada kegiatan Muhasabah dan Dzikir Akhir Tahun 2022

Universitas Negeri Malang (UM) adakan Muhasabah dan Dzikir Akhir Tahun 2022 dengan mengangkat tema ’Momentum Meningkatkan Spiritualitas dan Prestasi’. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jum’at (30/12) di Masjid Al Hikmah UM setelah melaksanakan Shalat Jum’at. Kegiatan dihadiri oleh Rektor UM, para Wakil Rektor, para Dekan, serta sivitas akademika UM.

Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., menilai muhasabah atau introspeksi diri adalah satu hal yang penting dan harus selalu dilakukan oleh umat muslim. Beliau berharap muhasabah dan dzikir yang dilakukan kali ini tidak hanya sekedar diucapkan, namun juga diteladani dan diresapi untuk memperbaiki diri di tahun yang baru.

Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. memberikan sambutan Muhasabah dan Dzikir Akhir Tahun 2022

”Muhasabah untuk perbaikan diri bisa dilakukan secara terus-menerus, tidak hanya di dalam masjid. Begitu pula dengan dzikir,” ucap Rektor UM.

Prof. Hariyono ingatkan kepada seluruh sivitas akademika UM untuk terus mengucapkan kalimat-kalimat dzikir agar senantiasa ingat dengan Sang Ilahi. ”Nafas dan detak jantung kita harus bisa mencerminkan dzikir kepada Sang Ilahi agar kita dapat selamat dunia akhirat,” tambahnya.

Tak lupa, Prof. Hariyono ingatkan kepada seluruh sivitas akademika UM yang hadir untuk mengamalkan ilmu yang telah didapat agar dapat berguna bagi sesama.

”Saya yakin orang-orang yang hadir di masjid ini adalah orang-orang yang berilmu dan berkualitas. Orang-orang yang Insya Allah selalu mendapat rahmat dari Ilahi,” pungkas Rektor UM akhiri sambutannya.

Demi meningkatkan spiritualitas dan prestasi warga UM, kegiatan dilanjut dengan tausyiah dari KH. Zawawi Imron. Sejalan dengan pernyataan Rektor UM, KH. Zawawi menyebutkan bahwa orang-orang yang hadir adalah orang-orang yang merindukan rahmat Sang Kuasa. Beliau ingatkan kepada seluruh audiens agar tetap merasa kecil dan tidak menyombongkan diri di depan orang lain maupun di hadapan Sang Pencipta.

”Alam semesta itu luasnya luar biasa, bahkan teleskop paling modern juga tidak bisa menangkap ujung dari alam semesta. Pencipta alam semesta itu Allah SWT, jadi tidak ada kebesaran selain kebesaran-Nya. Terus ingatkan pada diri kepada kebesaran Allah SWT untuk meningkatkan iman kepada-Nya,” tutur KH. Zawawi.

Penyair sekaligus budayawan asal Madura itu pesankan kepada dosen dan mahasiswa UM untuk senantiasa mencari kesalahan diri sendiri daripada mencari kesalahan orang lain. ”Dosen juga punya dosa. Jadi kita harus selalu lakukan muhasabah diri sebelum berperilaku kepada orang lain. Coba ingat, apakah dosen sering marah ke mahasiswa, apakah mahasiswa sering jengkel ke dosen. Jangan lupa untuk meminta maaf dan bertaubat,” tambahnya.

Sebelum mengakhiri tausiyah, KH. Zawawi sampaikan merasa tersanjung dapat memberikan tausiyah di hadapan manusia-manusia yang mau menjemput ilmu. Beliau jelaskan bahwa orang berilmu dan mau belajar adalah orang yang dimuliakan oleh Sang Pemberi Kehidupan.

”Orang cerdas menurut Al-Qur’an adalah orang yang terbuka hati dan akalnya. Orang yang selalu ingat dan berdzikir kepada Allah SWT. Maka kita harus selalu berusaha, berjuang untuk beribadah dengan khusyuk, senantiasa bertaubat, serta mengingat Allah dan rasul-rasulnya,” ucap KH. Zawawi sekaligus akhiri tausiyah.

Pewarta: Nawal Kamilah Ismail – Internship Humas UM