image_pdf

Poor. Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) semakin meneguhkan konsistensinya sebagai mahasiswa yang tetap produktif meskipun ditengah masa pandemi Covid-19. Hal itu dibuktikan oleh Tim Emospot yang berhasil menyabet juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Esai (LKTIE) Mahasiswa Penerima Bidikmisi dan KIP Kuliah Tingkat Nasional Tahun 2021. Lomba yang dilaksanakan secara virtual pada 8-29 Agustus 2021 tersebut, diikuti oleh 29 tim dari 17 Universitas yang ada di Indonesia.

Ketua Tim Indri Febriani mengungkapkan bahwa konsep yang diusung oleh tim Emospot berupa pengintegrasian nanoteknologi dan akupuntur sebagai strategi pemulihan kesehatan mental masyarakat di masa pandemi Covid-19.

“Produk inovasi yang kami usung bernama Emospot, di mana terdiri dari 3 bagian utama, yaitu Quantum Dots (QDs) atau titik kuantum, smart silicon dan sisi perekat. Aspek modifikasi produk kami terletak pada bagian penyusunnya, yaitu bagian smart silicone yang memiliki kemampuan untuk dapat bereaksi dengan suhu tubuh manusia. Smart silicon akan berubah warna dari yang semula abu tua, perlahan memudar hingga batas maksimal yaitu bening. Smart silicone akan berubah warna seiring dengan peningkatan suhu tubuh akibat aktivitas fisik,” jelasnya.

Adapun cara kerja Emospot dengan mengirimkan cahaya spesifik ke tempat Emospot ditempelkan. Kemudian elemen nanokristal mengubah panas tubuh menjadi radiasi cahaya untuk dikirimkan ke sistem saraf. Radiasi tersebut nantinya akan mempercepat komunikasi antar sel untuk membantu dalam mengurangi permasalahan kesehatan mental.

Tim Emospot dibimbing oleh Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes., Ph.D., dan diketuai oleh Indri Febriani, dengan anggota tim Alfi Maghfirah Putri dan Fami Israyusnita. Ketiga mahasiswa tersebut adalah mahasiswa Jurusan Biologi angkatan 2019.

Indri mengungkapkan bahwa komunikasi antar tim menjadi kendala utamanya, meskipun demikian ia menyiasatinya dengan menyusun jadwal koordinasi dengan sebaik mungkin baik bersama tim ataupun dosen pembimbing. Kepada mahasiswa UM ia berpesan untuk selalu berusaha mencari peluang dibalik pandemi yang masih belum mereda.

“Peluang itu datang setiap saat, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Ingat! Lebih baik bingung atas berbagai kesibukan kemudian menata satu per satu dan melakukannya dengan baik, dibandingkan bingung atas berbagai kelonggaran waktu yang tidak dimaksimalkan untuk berinovasi,” pungkas Indri.

Pewarta          : Arya Wahyu Pratama    –Internship Humas UM