image_pdf
[LIFESTYLE]

Lulus kuliah tepat waktu merupakan impian bagi seluruh mahasiswa, sebab hal ini menjadi salah satu kunci untuk dapat menghemat biaya kuliah, memiliki peluang karir yang cemerlang dan juga dapat membahagiakan orang tua. Akan tetapi, seringkali mahasiswa merasa kesulitan untuk bisa lulus tepat waktu ketika berkuliah, hal ini disebabkan karena terlalu banyak mengikuti kegiatan di kampus hingga malas untuk memulai mengerjakan tugas terutama mengerjakan tugas akhir.

Muhammad Yafi, mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM) Kampus III angkatan masuk tahun 2019 ini berhasil lulus dengan tepat waktu. Yafi membuktikan bahwa mengikuti kegiatan diluar perkuliahan tidak membuat semangatnya kendor untuk bisa lulus dengan tepat waktu. Bagi Yafi hal utama yang menjadi kunci untuk dapat lulus tepat waktu adalah mampu mengelola waktu dengan baik.

“Cara kita mengatur waktu untuk melakukan kegiatan menjadi kunci penting untuk bisa lulus tepat waktu,” tutur Yafi. 

Mahasiswa PGSD tersebut memiliki tiga waktu utama, yaitu pagi hingga menjelang Ashar untuk kuliah, Ashar hingga Isya’ digunakan untuk melakukan kegiatan diluar perkuliahan dan diwaktu malam setelah Isya’ digunakan untuk mengerjakan tugas.

Sebagai mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP), Yafi lantas tidak terlena, justru menjadi sebuah motivasi baginya untuk bisa lulus tepat waktu. “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur kepada Allah karena diberikan kesempatan untuk menerima beasiswa KIP dan mampu lulus tepat waktu, dengan begitu saya dapat membanggakan orang tua,” ucap rasa syukur Yafi. 

Selama berkuliah, Yafi awalnya tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan apapun sejak menjadi maba. Akan tetapi memasuki perkuliahan semester 4, Yafi mulai tertarik untuk mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). “Saya itu tertarik mengikuti UKM ASC khususnya di TDI ketika semester 4 sedangkan sebelumnya saya hanyalah Mahasiswa yang kupu-kupu,” ucap Yafi.  

Selain mengikuti UKM ASC, Yafi juga pernah mengikuti kegiatan kampus mengajar angkatan IV  dan kegiatan pengabdian bersama dosen yaitu program holistik pembinaan dan pemberdayaan desa (PHP2D) yang mendapatkan pendanaan. 

Yafi juga memiliki prestasi dari ajang kompetisi yang pernah diikuti seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan juga Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). “Alhamdulillah saya pernah memiliki pengalaman membuat PKM dan hanya lolos di tingkat fakultas, serta saya pernah  mendapatkan Juara 1 Syarhil MTQ FIP UM 2020 dan Juara 1 Fahmil MTQ FIP UM 2021,” tutur Yafi.  

Dengan semua kegiatan yang dia ikuti, Yafi tetap bisa mengikuti kegiatan perkuliahan dengan lancar. Menurut Yafi jika kegiatan kuliah dan kegiatan diluar kuliah ingin berjalan lancar dan selaras, maka jangan pernah menunda tugas. “Saya selalu disiplin dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen tanpa menundanya atau mengerjakannya ketika mendekat deadline,” ucap Yafi. 

Muhammad Yafi yang aktif menjadi mentor pada Pelatihan Pengajar TDI UM Tahun 2024

Bagi mentor Program Tafaqquh fii Diinil Islam (TDI) dan Program Belajar Baca Quran (BBQ) ini, tugas yang dikerjakan mendekati deadline hanya akan membuat mahasiswa menjadi panik dan juga tidak bisa mengerjakannya secara maksimal. Yafi juga mengatakan bahwa dengan mengerjakan tugas diawal waktu akan memudahkan mahasiswa untuk mengelola waktu jika sewaktu-waktu ada hal penting yang harus dilakukan ketika mendekati deadline juga, sehingga dengan begitu mahasiswa tidak akan khawatir karena belum menyelesaikan tugas.

Saat mengerjakan tugas mahasiswa seringkali merasakan jenuh sehingga malas untuk mengerjakannya atau menundanya. Yafi mengatakan bahwa mahasiswa itu juga harus paham terkait dengan bagaimana caranya menghilangkan rasa bosan ketika sedang mengerjakan tugas. Menurutnya menghilangkan rasa bosan itu bisa dilakukan dengan cara mencari hiburan yang bermanfaat dan tidak membuat kita lalai sebagai mahasiswa. 

Sebagai mahasiswa yang aktif di TDI sebagai mentor, Yafi memanfaatkan kegiatan mentoringnya untuk bersosialisasi dan sebagai pelepas rasa bosan setelah mengerjakan tugas. “Saya suka bersosialisasi sehingga dengan mengadakan mentoring kepada mahasiswa yang TDI dapat menyegarkan kembali pikiran saya,” ucap Yafi. 

Mentoring TDI menjadi solusi yang sangat bermanfaat karena bukan hanya menyegarkan pikiran Yafi namun juga bisa menambah pengetahuan agama para mahasiswa yang mengikuti mentoring. karena di kegiatan mentoring tersebut Yafi akan mengajarkan hal-hal seputar ibadah dan juga bimbingan membaca Al-Quran.

Selain tidak menunda pengerjaan tugas dan mampu mengelola waktu dengan baik untuk bisa lulus tepat waktu, bagi Yafi hal yang paling penting selain kedua itu adalah ridha orang tua. Dalam melakukan segala aktivitas perkuliahan maupun kegiatan penting yang lain, Yafi senantiasa mengabari dan meminta restu terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya khususnya ibu. 

Muhammad Yafi (kanan) menerima penghargaan sebagai Mentor TDI UM Terajin Putra

Menurutnya, ketika dirumah dan di perantauan itu terdapat perbedaan. Ketika di rumah kita bisa nyaman untuk beraktivitas karena ada orang tua disisi kita, namun ketika di perantauan seringkali kita merasa ada sesuatu yang kurang, maka dengan selalu mengabari orang tua menjadi solusi baginya. Saat mengabari orang tua, Yafi tidak hanya memberitahukan tentang aktivitas apa yang hendak dilakukan namun juga meminta do’a dan restu untuk melakukannya. 

Yafi membagikan pengalamannya, bahwa aktivitas apapun yang dilakukan akan ancar ketika dia senantiasa berpamitan dan meminta doa orang tua. Seperti halnya dalam mengerjakan skripsi dan melamar pekerjaan, Yafi tidak lupa untuk meminta restu dan doa orangtua sehingga dia dapat lulus tepat waktu dan kini telah diterima mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang.

“Saya ketika bimbingan skripsi, Alhamdulillah selalu dilancarkan dan saya yakin itu berkat doa orang tua saya salah satunya selain kerja keras saya. Kedua, saya bersyukur atas doa dan ridha orang tua, kini saya diterima menjadi guru di MIN 1”, tutur Yafi. 

Motivasi Yafi yang memiliki kebiasaan untuk berpamitan dan meminta doa restu orang tua sebelum mengerjakan aktivitasnya terinspirasi dari salah satu hadits Nabi Muhammad SAW. “Saya ingat Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa jika kita diridhai oleh ibu kita saat pagi maka Allah akan membuka 7 pintu surga untuk kita hingga petang,” ucap Yafi.

Yafi pun berpesan agar mahasiswa tidak menjadikan skripsi sebagai momok yang menakutkan. Skripsi maupun tugas akhir lainnya seringkali menjadi penyebab terbesar mahasiswa tidak dapat lulus tepat waktu. Untuk mengatasi rasa takut, malas dan lainnya ketika hendak mengerjakan skripsi, maka kita harus mengingat perjuangan kita dulu belajar, berdoa dan juga perjuangan orang tua agar kita bisa berkuliah. Sehingga diharapkan dengan mengingat hal tersebut akan menjadi penyemangat besar bagi kita untuk dapat lulus tepat waktu.

Pewarta: Adam Gunawan – Internship Humas UM

Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM